Buku Besar: Tempat Akuntansi Menemukan Ritmenya

Ditulis oleh Ivani · 1 November 2025

Buku Besar: Tempat Akuntansi Menemukan Ritmenya

Setiap transaksi di akuntansi selalu dimulai dari jurnal — catatan awal tentang apa yang terjadi di dunia nyata. Tapi setelah itu, semua catatan perlu tempat untuk dikumpulkan dan dikelompokkan: buku besar.
Di sinilah setiap akun punya ruang sendiri untuk bercerita.

Apa Itu Buku Besar?

Secara sederhana, buku besar (general ledger) adalah kumpulan akun-akun yang mencatat perubahan akibat transaksi.
Setiap transaksi dari jurnal dipindahkan (diposting) ke akun yang sesuai di buku besar — kas, piutang, perlengkapan, pendapatan, beban, dan sebagainya.

Kalau jurnal itu seperti catatan harian, maka buku besar adalah arsip utama yang memperlihatkan bagaimana setiap akun berubah dari waktu ke waktu.

Fungsi Buku Besar

Tujuan buku besar bukan untuk menyeimbangkan, melainkan mengelompokkan dan merangkum transaksi agar mudah dilihat posisi masing-masing akun.

Dari sinilah nantinya kita bisa tahu:

  • berapa saldo kas yang masih ada,
  • berapa utang yang belum dibayar,
  • dan seberapa besar modal yang terbentuk dari hasil usaha.

Buku besar bukan tempat mencari keseimbangan, tapi fondasi agar keseimbangan bisa diuji nanti — melalui neraca saldo.

Bentuk Buku Besar

Secara umum, buku besar bisa disajikan dalam dua bentuk:

  • Bentuk T — digunakan untuk pembelajaran dasar akuntansi.
    Bentuknya menyerupai huruf T, di mana sisi kiri untuk debit dan sisi kanan untuk kredit.
    Bentuk ini membantu memahami arah pergerakan akun,
    meski jarang digunakan dalam sistem modern.

  • Bentuk Vertikal (Skontro) — bentuk yang paling umum digunakan saat ini, terutama di aplikasi dan laporan keuangan digital.
    Data disusun dalam format tabel sehingga mudah dibaca dan diolah.

Contohnya akun Kas dalam bentuk vertikal:

TanggalKeteranganRefDebitKreditSaldo
1 OktModalJ110.000.00010.000.000
2 OktPerlengkapanJ22.000.0008.000.000

Melalui bentuk ini, kita bisa melihat riwayat transaksi dan saldo akhir tiap akun dengan jelas.

Contoh Posting dari Jurnal ke Buku Besar

Misalnya perusahaan membeli perlengkapan kantor Rp2.000.000 secara tunai. Di jurnal, dicatat:

Perlengkapan     Rp2.000.000
  Kas                 Rp2.000.000

Lalu, transaksi ini diposting ke buku besar:

  • Akun Perlengkapan bertambah di sisi debit.
  • Akun Kas berkurang di sisi kredit.

Setelah semua transaksi dikumpulkan, barulah dari buku besar ini kita bisa menyusun neraca saldo dan laporan keuangan.

Ritme Akuntansi yang Terbangun

Meski bukan tempat menyeimbangkan, buku besar tetap punya ritme. Ia mencatat gerak debit dan kredit setiap hari, seperti denyut nadi dalam sistem keuangan.

Setiap akun punya kisah sendiri — kas yang terus berubah, utang yang naik-turun, dan pendapatan yang perlahan menambah modal.

Buku besar bukan tentang keseimbangan, tapi tentang alur dan kesinambungan.

Penutup

Jadi, buku besar adalah tempat akuntansi menemukan ritmenya, bukan karena ia menyeimbangkan angka, tapi karena di sinilah semua transaksi berkumpul dan membentuk sistem.

Ia bukan akhir dari proses, tapi jembatan antara jurnal dan laporan keuangan.

Karena di dunia akuntansi, setiap angka butuh cerita, dan buku besar adalah tempat cerita itu disusun dengan rapi.